JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengaku tak bisa berbuat banyak menyikapi melonjaknya harga bawang di pasaran. Menurutnya kenaikan harga bawang itu terjadi karena surutnya pasokan bawang dan menjadi tanggung jawab nasional.
"Iya, itu problemnya karena suplai anjlok, menurun, harganya jadi naik. Dan itu memang kebijakan nasional," kata Jokowi, di Balaikota Jakarta, Jumat (15/3/2013). Seperti diketahui, harga bawang di pasar-pasar tradisional mengalami kenaikan dua kali lipat.
Pedagang di Pasar Senen, Jakarta Pusat, misalnya, kini menjual bawang merah dan bawang putih seharga Rp 50.000 per kilogram. Sebelumnya, harga bawang berkisar Rp 25.000 per kilogram.
Di pasar tradisional Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, harga bawang bahkan mencapai Rp 65.000 per kilogramnya. Para pedagang menduga, kenaikan harga bawang terjadi sejak pemerintah menghentikan kebijakan impor sayur-mayur dari beberapa negara, seperti Thailand, Filipina, dan Vietnam.
Pekan lalu, harga sayur-mayur tidak stabil, terutama bawang. Meski demikian, kenaikan harga bawang ini tidak berdampak pada menurunnya minat pembeli.
Selain bawang, beberapa jenis sayuran lain juga mengalami kenaikan harga meskipun tidak begitu besar. Cabai merah, contohnya, kini dijual dengan harga Rp 20.000 per kilogram atau naik Rp 2.000 dari harga sebelumnya Rp 18.000.
Berita terkait dapat dibaca dalam topik: Krisis Bawang
Editor :
Palupi Annisa Auliani
Anda sedang membaca artikel tentang
Jokowi Angkat Tangan Soal Kenaikan Harga Bawang
Dengan url
http://chooseacolorfengshui.blogspot.com/2013/03/jokowi-angkat-tangan-soal-kenaikan.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Jokowi Angkat Tangan Soal Kenaikan Harga Bawang
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Jokowi Angkat Tangan Soal Kenaikan Harga Bawang
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar