Berburu Santapan Berbuka Puasa

Written By bopuluh on Sabtu, 20 Juli 2013 | 18.02

BUKA puasa bersama keluarga dan teman di rumah memang paling asyik, apalagi mengingat kemacetan lalu lintas di Jakarta yang selalu tak terduga. Namun, buka puasa di luar bisa menjadi pilihan yang menarik di akhir pekan. Atau, coba berburu santapan berbuka yang banyak dijajakan di pinggir jalan.

Pusat jajanan dan restoran di Jakarta selama bulan puasa kerap dipadati pengunjung menjelang berbuka puasa. Pilihan tempatnya tentu tergantung lokasi terdekat untuk dijangkau dari rumah ataupun tempat kerja.

Kawasan Tebet Indraya Square atau dikenal dengan TIS di Jalan MT Haryono, Jakarta Selatan, bisa menjadi pilihan yang menarik. Lokasinya tepat di pinggir jalan dan di dalam kawasannya tersedia area parkir yang cukup luas.

TIS Square setidaknya terdiri dari 10 restoran dan kafe. Jenis makanan yang disajikan mulai dari tradisional, kontinental, hingga oriental. Sebut saja Hema Resto yang menyajikan masakan khas Belanda dengan dekorasi restoran bergaya "Negeri Kincir Angin" pula. Ada juga Bakwan Malang Karapitan, Gokana Ramen, dan Restoran Tiga Nyonya yang semuanya telah dikenal dengan sajian masakannya yang sedap.

Di antara deretan restoran itu, berdiri Citrus Cafe yang memiliki konsep kafe sekaligus restoran yang patut dicoba. Tersedia dua pilihan tempat makan di restoran ini, yaitu di dalam ruangan berpenyejuk ruangan dan luar ruangan yang berada di balkon lantai dua.

Seperti restoran dan rumah makan lainnya, selama puasa, Citrus Cafe dipadati pengunjung pada sore hingga malam hari. Ada baiknya memesan tempat duduk lebih dulu atau datang satu atau setengah jam lebih awal sebelum tiba saat berbuka puasa. Sebab, restoran ini akan dipenuhi pengunjung menjelang berbuka puasa.

Segera pula pesan makanan dan minuman setelah memperoleh meja. Jangan lupa memesan agar hidangan disajikan menjelang buka puasa.

Selama bulan puasa, restoran ini menyajikan menu berbuka, yaitu kolak pisang dan ubi. Ada pula pisang goreng tabur keju. Pas sekali kalau ditemani dengan secangkir teh hangat atau minuman dingin jus buah.

Untuk santap malam setelah berbuka puasa, kafe sekaligus restoran ini memiliki ragam masakan, yaitu masakan lokal Indonesia, masakan khas Asia, dan Italia.

Salah satu yang patut dicoba adalah sup buntut asem-asem. Kuahnya dari kaldu sapi yang dimasak dengan racikan bumbu sehingga menimbulkan rasa manis dan asam yang segar. Isinya potongan buntut sapi yang kaya lemak dan tulang muda.

Lebih mantap kalau sup ini diberi sambal ulek cabai hijau dan perasan jeruk nipis, apalagi disantap dengan nasi panas. Rasa kuah yang lezat dan tekstur daging buntut sapi yang kenyal benar-benar menggoyang lidah.

Ada pula rica-rica ikan gindara ala bumbu Manado. Menu yang satu ini menjadi istimewa karena menggunakan ikan gindara yang memiliki tekstur lembut dan rasanya manis. Apalagi, dimasak dengan bumbu rica-rica ala Manado yang didominasi cabai merah, rasa ikan gindara yang lezat menjadi lebih istimewa.

Untuk anak-anak yang umumnya suka menyantap ayam goreng, bisa mencoba chicken maryland, menu daging ayam tanpa tulang yang digoreng dengan tepung panir. Rasanya tidak sekadar ayam goreng tepung, tetapi juga muncul rasa gurih.

Menu ini disajikan bersama kentang goreng atau kentang tumbuk ditambah salad sayur dan tomat yang segar.

Keramaian saat berbuka puasa juga terjadi di pinggir jalan di sejumlah lokasi. Pasar Benhil di Jakarta Pusat dan Jalan Paus di Rawamangun, Jakarta Timur, merupakan tempat yang selalu dipadati penjaja santapan berbuka puasa ala kaki lima selama bulan puasa.

Jika ingin mencoba tempat yang baru, datanglah ke festival kuliner jalanan yang digelar warga di RW 006 Kelurahan Rawabadak Utara, Kecamatan Koja, Jakarta Utara. Pada penyelenggaraan ke-13 tahun ini, festival kuliner ini digelar di badan Jalan Soka yang diikuti 140 pedagang.

Menjelang sore hari, pedagang mulai menata lapak. Mereka menggelar meja, berderet rapi sepanjang sekitar 200 meter di sisi kanan, tengah, dan kiri Jalan Soka. Pengunjung mondar-mandir memandang ke meja-meja pedagang.

Aneka menu makanan tersaji di atas meja dan bisa Anda beli di sini. Paling banyak menu khas berbuka puasa, seperti kolak, es buah, bubur sumsum, bubur kacang hijau, biji salak, dan ongol-ongol. Rata-rata dijual Rp 5.000 per porsi. Ada pula otak-otak, lauk-pauk, sayur, gorengan, siomay, bakso, martabak, dan ikan bakar.

Menjelang petang, jalan lingkungan selebar 5 meter itu semakin padat. Pengunjung bertambah banyak, sementara kendaraan berderet di tempat parkir di ujung Jalan Soka, Jalan Buritan. Suasana festival kuliner ala rakyat ini serupa pasar malam.

Syarif (20), salah satu pedagang, mengaku bisa meraup omzet Rp 100.000 hingga Rp 200.000 selama tiga jam berjualan. "Saya baru ikut jualan tahun ini, tetapi pembeli lumayan banyak. Sekitar 90 persen dagangan laku," ujarnya.

Menurut Ketua Bazar Ramadhan RW 006 Rawabadak Utara, Faya Nadia Clarissa (17), pedagang yang berminat berjualan terus bertambah karena menu yang dijajakan terjangkau dan enak. Mereka dipungut uang pendaftaran Rp 30.000 dan uang kebersihan Rp 5.000 per hari selama 28 hari penyelenggaraan, yakni dari tanggal 1 hingga 28 Ramadhan.

Tidak hanya pedagang yang datang dari luar Rawabadak Utara, pengunjung juga datang dari sejumlah kelurahan di Jakarta Utara. (Mukhamad Kurniawan/Madina Nusrat)

Sumber : Kompas Cetak

Editor : I Made Asdhiana


Anda sedang membaca artikel tentang

Berburu Santapan Berbuka Puasa

Dengan url

http://chooseacolorfengshui.blogspot.com/2013/07/berburu-santapan-berbuka-puasa.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Berburu Santapan Berbuka Puasa

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Berburu Santapan Berbuka Puasa

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger