JAKARTA, KOMPAS.com - Potret suram ketenagakerjaan Amerika Serikat membayangi pergerakan dollar AS, Selasa (10/9/2013). Rupiah pun diharapkan dapat ikut terangkat, di tengah naiknya data perekonomian China.
Semalam dollar AS tergelincir versus mata uang euro. Menurut riset Monex Investindo Futures, ini terjadi di tengah perdebatan pengurangan stimulus oleh The Federal Reserve. Ini juga menyusul data ketenagakerjaan AS yang mengecewakan di akhir pekan lalu.
Adanya kenaikan tipis cadangan devisa dan penguatan IHSG cukup membantu penguatan rupiah meski tipis.
Di sisi lain, menurut riset Trust Securities, laju rupiah juga cukup terbantukan dengan kenaikan dollar Australia pasca pelaksanaan pemilu yang dimenangkan Tony Abbott. Ia berencana membangkitkan perekonomian Australia.
Selain itu, kenaikan Yuan setelah neraca perdagangannya menunjukkan peningkatan pun ikut memengaruhi nilai tukar di regional Asia. Begitupun dengan rilis inflasi China yang cukup stabil sehingga berimbas positif pada laju mayoritas mata uang regional, termasuk rupiah.
Laju rupiah masih dalam kisaran target Trust Securities di level Rp 11.185-11.225 per dollar AS. Diperkirakan rupiah akan bergerak pada rentang Rp 11.180-11.195 per dollar AS (kurs tengah BI).
Editor : Erlangga Djumena
Anda sedang membaca artikel tentang
Data China Diharap Ikut Dongkrak Rupiah
Dengan url
http://chooseacolorfengshui.blogspot.com/2013/09/data-china-diharap-ikut-dongkrak-rupiah.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Data China Diharap Ikut Dongkrak Rupiah
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Data China Diharap Ikut Dongkrak Rupiah
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar