Mengubah Wajah Terminal Jakarta Kelas Berbintang

Written By bopuluh on Senin, 09 September 2013 | 18.02


JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kembali membuat gebrakan. Setelah penataan para pedagang kaki lima (PKL) di Pasar Tanah Abang, penertiban warga Waduk Ria Rio, Waduk Pluit dan yang lain, kini muncul program revitalisasi sebanyak 18 terminal bus di Jakarta.

Gubernur DKI Joko Widodo menjelaskan, revitalisasi itu telah masuk tahap DED (Detail Engineering Design). Rencananya, awal tahun akan memasuki tahap lelang konstruksi proyek. Selanjutnya akan groundbreaking dan diperkirakan akan rampung dua tahun lagi, yakni di tahun 2016 mendatang.

"Konsepnya masuk ke terminal tuh kayak masuk hotel bintang lima," ujarnya di Balaikota, Jakarta, Senin (9/9/2013).

Jokowi mengatakan, proyek yang perencanaannya dimulai sejak tahun 2011 tersebut awalnya telah memiliki desain bangunan terminal, yakni gaya modern. Jokowi pun memberi sentuhan kolon ial kepada eksterior bangunan terminal. Adapun, interiornya campuran modern dan khas Betawi.

"Yang modern itu cepat ganti-ganti terus. Dikit-dikit mediterania, nanti ganti lagi. Kalau arsitek kolonial itu kan tidak, lebih abadi," lanjut Jokowi.

Tiga Konsep Terminal Kepala Dinas Perhubungan DKI Udar Pristono menjelaskan, pihaknya menyiapkan tiga konsep terminal yang akan direvitalisasi. Pertama, mezanine concept, yakni pergerakan orang atau penumpang berada di lantai terpisah dan tak ada crossing dengan angkutan umum.

Konsep ini akan diterapkan di terminal tipe A, terminal yang melayani antar kota antar provinsi, yakni Terminal Kampung Rambutan, Terminal Pulogadung Terminal Rawamangun, Jakarta Timur dan Terminal Kalideres, Jakarta Barat. Kedua, pedestrian crossing concept, yakni pergerakan orang atau penumpang berada di satu level atau sebidang dengan angkutan umum dan jalur pergerakan penumpang menggunakan zebra cross.

Konsep ini akan diterapkan di terminal tibe B, terminal yang melayani rute dalam kota, yakni Terminal Muara Angke, Terminal Tanjung Priok, Jakarta Utara ; Terminal Ragunan, Terminal Pasar Minggu, Jakarta Selatan ; Terminal Kota Jakarta, Terminal Tanah Merdeka, Jakarta Barat dan Terminal Klender, Jakarta Timur.

Ketiga, combination concept. Yakni kombinasi antara mezanine concept dan pedestrian crossing concept dalam satu terminal. Konsep ini diterapkan di Terminal Manggarai, Terminal Lebak Bulus, Jakarta Selatan ; Terminal Grogol, Jakarta Barat ; Terminal Pinang Ranti, Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur dan Terminal Senen, Jakarta Pusat.

"Semuanya ada flow penumpang dan flow angkutannya. Ada terminal kedatangan, ada terminal keberangkatan. Terarah dan teratur. Penumpang yang melanggar flow itu ditangkap," ujarnya.

Tak hanya itu, di setiap terminal akan dikembang kan sisi bisnisnya melalui interaksi masyarakat, yakni dengan membuka food court serta ruang terbuka hijau di terminal tersebut. Pristono ingin aktivitas masyarakat dapat menuai keuntungan.

Pristono menjelaskan, dari ke 18 terminal yang akan direvitalisasi, hanya 15 yang menggunakan APBD, sedangkan tiga lainnya tidak. Sebab, tiga terminal itu saat ini bekerja sama dengan pihak swasta. Tiga terminal itu adalah Terminal Lebak Bulus (dijadikan Depo MRT), Terminal Blok M(PT Langgeng Ayom Lestari)dan Terminal Cililitan (PT PGC).

Pasti ada perlawanan

Pristono yakin revitalisasi 18 terminal bus di Ibu Kota menuai perlawanan dari penghuni terminal. Pihak pertama yang diprediksinya melakukan penentangan adalah pedagang kaki lima yang ada di dalam terminal bus. Ia pun mengambil antisipasi. "Kita ubah mind set-nya. Kalau selama ini kualitas jalanan, sekarang nggak boleh lagi, harus ada mutu," ujarnya.

Pristono mengaku maklum jika ada perlawanan. Namun, yang paling penting adalah penjelasan kepada pedagang itu. Di terminal bus dengan konsep yang baru, tetap akan mengakomodir pedagang. Namun, tetap melalui tahap seleksi. Hanya pedagang yang memiliki komitmen untuk menjaga mutu daganganlah yang dapat bertahan.

Traffic management construction

Revitalisasi 18 terminal itu rencananya dibangun mulai awal tahun 2014. Kini, masih dalam tahap lelang. Adapun, target penyelesaian proyek dengan total nilai Rp 1,7 triliun tersebut ditarget kan rampung dua tahun, yakni pada tahun 2016.

Pristono pun menyadari, saat pembangunan dilaksanakan, akan berdampak ke lingkungan di sekitar. Misalnya, kemacetan, polusi udara dan lain-lain. Ia pun telah menyiapkan Traffic Management Construction untuk mengatasinya.

"Traffic Management Construction itu rencana lalu lintas saat pembangunan. Jadi walau dibangun lalu lintasnya tetap berjalan biasa," ujarnya.

Editor : Ana Shofiana Syatiri


Anda sedang membaca artikel tentang

Mengubah Wajah Terminal Jakarta Kelas Berbintang

Dengan url

http://chooseacolorfengshui.blogspot.com/2013/09/mengubah-wajah-terminal-jakarta-kelas.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Mengubah Wajah Terminal Jakarta Kelas Berbintang

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Mengubah Wajah Terminal Jakarta Kelas Berbintang

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger